Full width home advertisement

Pojok Ekpresi

Sambutan KEPSEK

Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan bimbingan-Nya SD ISLAM PELITA HATI dapat hadir di tengah saudara melalui situs web ini. Meskipun sampai saat ini website kami masih pada taraf penyempurnaan dalam rangka meningkatkan kinerja berbasis Teknologi Informasi.

Perkembangan teknologi, khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah sedemikian pesat dan merambah ke semua sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan. Internet sebagai salah satu bagian dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Sehingga, SEKOLAH SD ISLAM PELITA HATI berupaya mengoptimalkan penggunaan internet di sekolah, agar mengoptimalkan mutu sumber daya manusia dan mutu pendidikan dengan menerapkan integrasi internet dengan pendidikan.

Mohon dukungan dan saran Anda demi tersampaikannya pendidikan dengan dukungan Teknologi Informasi, khususnya di SD ISLAM PELITA HATI .

Kepala Sekolah

Post Page Advertisement [Top]

 

Merantau Bukanlah Hal Sepele

Karya: Faizatul Umamiyah

 Dini hari itu, Citra duduk sendirian di kursi depan halaman pondok, ditemani bunga-bunga yang indah disertai udara yang bersih nan sejuk. Hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan dan menyakitkan bagi Citra. Hari di mana Citra pertama kali di lingkungan pondok yang tidak sesuai dengan harapannya.



Dreet........, tiba-tiba gerbang utama pondok terbuka,di mulut gerbang itu berdiri 2 orang ustadz beserta ustadzah. Ustadz dan ustadzah itu terkejut melihat Citra, beliau langsung menyampirinya.

"Assalamualaikum Citra, kamu kenapa?kok melamun sendirian di sini?" Tanya Ustadzah Lifah dengan raut wajah cemas. Sontak membuat Citra tak sadar memgeluarkan bulir bening miliknya yang jatuh di pelupuk mata.

"Aku sedih ustadzah, karena sekarang aku mondok di pondok yang tidak sesuai dengan harapanku. Sebab bapakku tidak sanggup membiayaiku di Pondok yang aku inginkan, disebabkan biayanya yang dibilang cukup mahal" Jelas Citra yang seketika memeluk Ustadzah Lifah dengan wajah yang berlinang air mata.

"Allah itu tidak mungkin menguji hambanya di batas kemampuannya, dan Allah pasti akan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya yang selalu ta'at kepada-Nya. Jadi kamu harus sabar menghadapi semua ini, memang keinginanmu sekarang tidak tercapai, bisa jadi suatu saat keinginanmu itu tercapai. Karena manusia itu tidak pas seterusnya bahagia, pasti mengalami kesulitan dan kemudahan, dan juga pasti mengalami kesedihan dan kebahagiaan." Ustadz Syukron menasehati.

Setalah mendengar nasehat dari Ustadz Syukron, Citra langsung mencium tangan Ustadzah Lifah dan mengucapkan"terima kasih ustadz-Ustadzah atas menasehatnya." “Sama-sama nak," ucap Ustadz Syukron dan Ustadzah Lifah dengan wajah berbinar dan langsung meninggalkan Citra seorang diri. Ustadz Syukron dan Ustadzah Lifah langsung menjawab dengan senang hati dan wajah yang berbinar, "sama-sama nak".

Ustadz Syukron beserta Ustadzah Lifah langsung pergi meninggalkan Citra.

Jam 07:00 WIB sudah tiba,waktunya para santriwati setoran hafalan. Citra langsung menyetor ke Ustadzah Firoh dan Alhamudulillah Citra mendapatkan nilai 100,karena lancar dan benar. Setelah kegiatan setoran sudah selesai, Citra langsung mandi dan berangkat sekolah. Sesampai di sekolah, Citra sudah ditunggu oleh kedua sahabatnya yaitu Fina dan Ratna. Mereka langsung masuk kelas dan duduk di bangku mereka masing-masing.

Sore pun tiba, waktunya siswa/siswi pulang ke rumahnya masing-masing. Citra beserta kedua sahabatnya langsung keluar kelas dan langsung berpamitan satu sama lainnya. Fina dan Ratna langsung menuju kerumahnya masing-masing kecuali Citra.Citra dengan senang hati pulang sendirian naik sepeda mini dari sekolah ke pondoknya,karena dia seorang santriwati di Pondok Pesantren Al-Makkiyah, sebuah pesantren milik seorang guru di sekolahnya, yaitu Ustadz Syukron

Sesampai di pondok, Citra bersalaman kepada para ustadzah nya dan langsung pergi ke kamar untuk bersih-bersih. Mengganti baju, merapikan kamar dan kegiatan santri pada umumnya. Setelah bersih-bersih, perut Citra memberontak minta makan. Gadis itu pun pergi ke dapur dan mengambil nasi.

Berbulan-bulan Citra masih tetap tidak kerasan di pondok,hampir setiap hari dia selalu menangis dan ingin berhenti, karena sudah tidak bisa ditahan lagi. Pada malam harinya akhirnya Citra dengan nekat langsung menemui Ustadz Syukron dan Ustadzah Lifah.

"Assalamualaikum,"panggil Citra seraya mengetuk pintu rumah Ustadz Syukron.

"Waalaikumsalam,ada apa Citra? " jawab Ustadzah Lifah

"Ada yang ingin ana sampaikan kepada ustadzah dan Ustadz Syukron. Tentang ana yang gak bisa kerasan selama tinggal disini" Jelas Citra.

"Silahkan duduk,saya panggil ustadznya dulu"kata Ustadzah Lifah.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Ustadz Syukron Dan Ustadzah Lifah datang dan langsung duduk di depanku. "ada perlu Apa Citra? "Tanya Ustadz Syukron dengan muka datar.

"Selama saya disini,saya masih belum bisa kerasan ustadz. Saya sudah tidak bisa nahan lagi ustadz. Kalau bisa saya mau nyolok (tidak tetap di pondok) dan kalau tidak bisa saya mau berhenti aja ustadz!!!" jawab Citra terbata-bata diiringi dengan air mata yang deras. Mendengar keluh kesah santrinya, Ustadz Syukron langsung terdiam, beliau menghela nafas dalam wajahnya yang tadi bersinar  kini berubah menjadi sendu

"Guru saya pernah bilang bahwa menyia-nyiakan kesempatan ialah sebuah malapetaka. Jangan pernah bosan di Pondok karena suatu saat kalian akan merindukan suasana pondok. Dan siapa orang yang tidak mau susah, dia akan dipaksa susah oleh Allah, karena dunia ini adalah tempatnya susah." Nasehat Ustadz Syukron kepada Citra sangat penuh makna.

Setelah mendengar nasehat tersebut hati gadis itu menghangat, ia pun menjadi bimbang. "Jadi saya harus gimana ustadz?" tanya Citra kepada Ustadz Syukron.

"Kamu harus bisa nahan nafsu kamu itu yaa, karena nafsu itu bisa menjadi kemuliaan ataupun kehinaan,menjadi sebab kemuliaan apabila nafsu itu dilawan,menjadi nafsu hina apabila diikuti." nasehat Ustadz Syukron dengan lembut kepada Citra.

"Yang sabar yaa Cit, Kesungguhan tidak akan menghianati hasil" kata Ustadzah Lifah menyemangati.

"Iya Ustadzah, kalau begitu Citra pamit. Assalamualaikum." Pamit Citra seraya mencium tangan Ustadzah Lifah.

"Waalaikumsalam" Jawab Ustadz Syukron dan Ustadzah Lifah bersamaan dengan nada kasihan.

Setelah beberapa bulan di pondok yang penuh dengan tangisan dan keluhan, akhirnya  Citra sadar juga pada saat wisuda tahfidz pertama.

"Benar  Apa kata Ustadz Syukron, Allah tidak Akan menguji hambanya dibatas kemampuannya dan Allah selalu memberikan yang terbaik buat hambanya"Citra bicara sendiri didalam hatinya.

Setelah acara wisuda selesai,Citra langsung menemui Ustadz Syukron"sebelumnya saya ucapkan terimakasih benar apa kata Ustadz dulu, Allah tidak Akan menguji hambanya dibatas kemampuannya dan Allah selalu memberikan yang terbaik buat hambanya.seandainya Saya tidak mondok disini siapa yang Akan menasehati Saya. Dan Alhamdulillah Saya sekarang bisa kerasan Disini. Terima kasih ustadz atas bimbingannya." Citra pun sadar diri dan mengucapkan banyak terimakasih kepada para Ustadz dan ustadzah lainnya di pondok.

"Iya sama-sama,semoga cita-cita Dan keinginanmu bisa tercapai, aamiin." Jawab Ustadz Syukron dengan penuh kelembutan kepada Citra.


Cerpen di atas ditulis Oleh Faizatul Umamiyah Alumni SDI Pelita Hati

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]